PENINGKATAN KETAHANAN KELUARGA MELALUI BINA KELUARGA REMAJA
PENINGKATAN KETAHANAN KELUARGA MELALUI BINA KELUARGA REMAJA
Oleh : Kushandayani, SE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Keluarga
adalah lembaga terkecil untuk menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Oleh karena itu lembaga keluarga perlu memperoleh pembinaan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menerapkan “asah, asih, dan
asuh” dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak remaja secara optimal
melalui interaksi orang tua dan anak melalui wadah kelompok kegiatan yaitu Bina
Keluarga Remaja (BKR).
Remaja
adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa.Pada masa ini terjadi berbagai
perubahan yang cukup bermakna, baik secara fisik biologis, mental dan emosional
serta psikososial. Kesemuanya ini dapat mempengaruhi kehidupan pribadi,
lingkungan keluarga maupun masyarakat.Ketidaksiapan remaja dalam menghadapi
perubahan tersebut dapat menimbulkan berbagai perilaku menyimpang seperti;
kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang, penyakit menular seksual (PMS) dan
HIV/AIDS, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi dan sebagainya (BKKBN, 2000).
Remaja
disatu sisi merupakan generasi harapan bangsa, namun di sisi lain menghadapi
banyak permasalahan yang bukan tidak mungkin akan mengganggu perkembangan fisik
maupun psikologis mereka selanjutnya. Kecenderungan remaja melakukan berbagai
tindakan yang membahayakan kesehatan mereka sendiri semakin meningkat.Berbagai
informasi yang mereka peroleh bukan berasal dari mereka yang memang ahli dibidangnya
namun justru berasal dari sumber informasi yang kadang-kadang malah
menyesatkan.
Masalah
kultur, pola komunikasi serta kurangnya pengetahuan menyebabkan para remaja
sulit berkomunikasi, bahkan dengan orang tuanya sendiri, yang seharusnya dapat
membantu para remaja tersebut. Kondisi kurangnya pengetahuan yang dimiliki
remaja maupun orang di sekitarnya yang berpengaruh pada kehidupan mereka tidak
seimbang dengan gencarnya pemberitaan atau pesan yang bersifat menonjolkan
seks, yang dapat mengilhami para remaja untuk mencoba meniru isi pesan yang
mereka terima.
Penyebaran
narkoba dan miras saat ini sangat mewabah dalam masyarakat. Penyebarannya tidak
lagi mengenal sosial ekonomi serta usia. Pembentukan Komisi Nasional
Penanggulangan Narkoba dapat memperlihatkan bagaimana gawatnya persoalan yang
dihadapi. Mewaspadai masalah ini dan saling membantu jika ada salah seorang
teman yang kecanduan, karena hanya dengan dukungan dari orang sekelilingnya
maka akan dapat disembuhkan. Secara sadar maupun tidak, dapat terjebak dalam
permasalahan narkoba dan miras karena kecanggihan para bandar.
B. Pembatasan
Masalah
Dari
uraian di atas dilihat begitu kompleksnya permasalahan remaja yang ada sekarang
ini, maka Penulis membatasi beberapa masalah dalam penulisan makalah dengan “Peningkatan
Ketahanan Keluarga Menuju Keluarga Berkualitas Melalui Kegiatan Bina Keluarga
Remaja”.
C. Tujuan
dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan
Sesuai
dengan pembatasan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah untuk
mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi pada remaja di Indonesia yang
dillihat dari kualitas ketahanan keluarga semakin hari semakin menurun.
2. Manfaat
Dari
penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan
serta wawasan penulis kepada pembaca tentang Peningkatan Ketahanan Keluarga
Menuju Keluarga Berkualitas Melalui Kegiatan Bina Keluarga Remaja sekarang ini
sehingga kita dapat mencari solusinya secara bersama agar remaja di masa yang
akan dapat meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Program Bina Keluarga Remaja (BKR)
merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dalam upaya menciptakan ketahanan keluarga dan mewujudkan
peningkatan kualitas remaja sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 52 Tahun
2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dimana dalam
pengelolaan programnya didasarkan pada Peraturan Kepala BKKBN Nomor
109/PER/F2/2012. Program Bina Keluarga Remaja (BKR) ini merupakan salah satu
kegiatan yang sangat strategis dalam mengupayakan terwujudnya Sumber Daya
Manusia potensial melalui upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
keluarga dalam mengasuh
dan membina tumbuh
kembang remaja melalui peran orang tua dalam keluraga.
Selain itu, dengan adanya program BKR ini diharapkan dapat mengatasi
meningkatnya kecenderungan perilaku
seks bebas di
kalangan remaja.
Agar
program Bina Keluarga Remaja (BKR) terlaksana dengan efektif diperlukan
kecakapan dari para pelaksana dan pengelola program dengan meningkatkan
kompetensi petugas penyuluh sehingga dapat memberikan penyuluhan materi tentang
remaja kepada orang tua terutama pada anggota BKR. Hal ini dilakukan agar
program BKR dapat terlaksana secara tepat sasaran berdasarkan pada
kebijakan dan strategi
program BKR dengan memfasilitasi tersedianya sarana dan
prasarana pendukung kelompok BKR, mengintegrasikankegiatan PIK Remaja dengan
kegiatan kelompok BKR, dan menyediakan dukungan anggaran bagi pengembangan kegiatan
BKR yang bertujuan
untuk membangun keluarga berwawasan
kependudukan dan pembinaan
moral serta sikap remaja melalui
peran orang tua dalam keluarga.
Jumlah remaja yang banyak yaitu
sekitar 27,6 % atau ± 64 juta jiwa dari total penduduk Indonesia sangat
memerlukan perhatian khusus dari semua pihak, apalagi usia remaja adalah masa
pancaroba, masa pencarian jati diri, di tambah lagi dengan arus globalisasi dan
informasi (paparan media audio-visual) yang kian tak terkendali menyebabkan
perilaku remaja menjadi tidak sehat (unhealthy)
dan berdampak pada resiko Triad KRR seperti seks pranikah, narkoba,
HIV dan AIDS, meningkatnya pernikahan usia dini, dan tingginya angka
kematian ibu dan anak.
Berdasarkan Survey
Kesehatan Repoduksi Remaja Indonesia
(SKRRI,2002-2003) didapatkan bahwa remaja mengatakan mempunyai teman
yang pernah berhubungan seksual pada usia 14-19 tahun (perempuan 34,7%,
laki-laki 30,9%), sedangkan usia 20-24 tahun (perempuan 48,6%, laki-laki
46,5%), dan 21,2% remaja mengaku pernah aborsi. Data dari Badan Narkotika
Nasional (BNN) tahun2008, menunjukkan bahwa terdapat 115.404 kasus pengguna
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif) serta data dari Kemenkes RI,
tahun 2011 menunjukkan bahwa penderita AIDS adalah sekitar 49,5% diantaranya
adalahkelompok
usia 20-29tahun.
Permasalahan remaja seperti yang
terjadi di atas.seringkali berakar dari rendahnya informasi dan pengetahuan
remaja yang mengakibatkan remaja cenderung mempraktekkan prilaku menyimpang.
Selain itu, faktor sosial ekonomi dan demografi, faktor budaya dan lingkungan
serta faktor psikologi juga turut menyumbang dampak buruk terhadap kesehatan
remaja. Tentu saja, hal ini dapat mengganggu perencanaan kehidupan remaja di
masa yang akan datang.
Orang tua sebagai pendidik pertama
dalam keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam mencegah dan
menanggulangi perilaku menyimpang pada remaja (Juvenile delinquency) karena remaja sebagai generasi penerus merupakan
aset bangsa yang diharapkan mempunyai kualitas yang tinggi terutama dalam
mencapai cita-cita pembangunan bangsa sehingga perlu diberikan pembinaan
terhadap tumbuh kembang anak remaja yang optimal dengan menanamkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana Rasulullah
Saw bersabda dalam
Hadist Riwayat al-Turmudzi “Tidak ada pemberian orang tua yang paling berharga terhadap anaknya
selain budi pekerti yang baik”
A. Pengertian
Bina keluarga remaja (BKR)
merupakan program strategis dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia (sdm)
yang berkualitas dalam lingkungan masyarakat. Program bina keluarga
remaja (BKR) merupakan upaya meningkatkan pengetahuan , sikap dan ketrampilan
orang tua dan anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang anak dan
remaja secara seimbang melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak
remaja. “baiksecarafisik, intelektual, kesehatanreproduksi, mental emosional,
sosial dan moral spiritual.
Program kelompok bina keluarga
remaja adalah merupakan suatu wadah yang berupaya untuk mendapatkan pemahaman
yang tepat mengenai pengetahuan orang tua dalam mendidik anak remaja yang
benar.keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri,suami,istri anak,atau ayah dan anak dan atau ibu anak, sedangkan keluarga
anak dan remaja adalah keluarga yang memiliki anak usia sekolah ( 6-13 tahun
dan atau remaja ( usia 14-21 tahun ).bina keluarga anak dan remaja adalah
kegiatan yang dilakukan oleh keluarga dalam bentuk kelompok-kelompok
kegiatan,dimana orang tua mendapatkan informasi / pengetahuan tentang bagaimana
meningkatkan bimbingan dan membina tumbuh kembang anak remaja.
Program
Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan program
yang
dicanangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Direktorat Bina Ketahanan Remaja (Dithanrem) yang tugas dan fungsinya dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana. Program ini dikembangkan oleh Petugas Lapangan KB dan
dibantu Stakeholder
yang ada
di setiap
Kelurahan. Sasaran program ini ditujukan bagi remaja dan keluarga yang memiliki remaja sebagai wadah
dan sumber informasi bagi orangtua untuk memperoleh pengetahuan
tentang pembinaan remaja agar terwujudnya remaja yang berakhlak mulia dan terciptanya keluarga sejahtera.
B. Tujuan
BKR
Tujuan BKR adalah meningkatkan
pengetahuan anggota keluarga terhadap kelangsungan perkembangan anak remaja,
diantaranya yaitu tentang pentingnya hubungan yang setara dan harmonis pada
satu keluarga dalam rangka pembinaan kepribadian anak dan remaja. Menumbuhnya
rasa cinta dan kasih sayang antara orang tua dengan anak dan remajanya,atau
sebaliknya dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masing-masing
pihak sehingga timbul rasa hormat dan saling menghargai satu sama lain.
Terlaksananya diteksi dini
terhadap setiap gejala yang memungkinkan timbulnya kesenjangan hubungan antara
orang tua dan anak remaja di dalam kehidupan rumah tangga. Serta terciptanya
sarana hubungan yang sesuai dan harmonis yang didukung sikap dan prilaku yang
rasional dalam bertanggung jawab terhadap pembinaan proses tumbuh kembang anak
dan remaja.
C. Sasaran BKR
a.
Sasaran BKR
Sasaran BKR adalah setiap keluarga
yang memiliki anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah atau setara dalam
keluarga.
b. Sedangkan sasaran tidak langsung yaitu :
• Guru,
• Pemuka agama,
• Pemuka
adat,
• Pimpinan
organisasi profesi/organisasi sosial kemasyarakatan,
• Pemuda/wanita,
• Para
ahli dan lembaga bidang ilmu yang terkait,
• Serta institusi/lembaga pemerintahan dan non pemerintahan,
• Seperti
organisasi wanita,
• Sekolah
dan LSM.
Kelompok BKR dikelola
oleh pengurus kelompok minimal 4 orang kader, yang terdiri dari seorang ketua
dan tiga anggota atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Adapun materi-materi
yang disampaikan pada kegiatan penyuluhan kelompok adalah tentang gerakan
pembangunan keluarga sejahtera, konsep dasar BKR, pemantauan 8 fungsi keluarga,
tumbuh kembang anak dan remaja, reproduksi sehat,pembinaan anak dan remaja
serta pengelolaan program BKR.
Hal-hal yang diperlukan
dalam penyuluhan :
- Menciptakan suasana akrab,agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah diterima sasaran.
- Memiliki waktu yang tepat/dengan kondisi situasi.
- Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah diterima oleh sasaran.
- Isi pesan yang disampaikan tidak bertentangan dan tidak menyimpang dari norma adat istiadat kelompok.
- Mampu membantu memecahkan masalah yang dihadapi.
D. Kader BKR
Kader BKR adalah anggota
masyarakat yang secara sukarela bersedia mendukung kegiatan bina keluarga anak
dan remaja. Tugas para kader BKR anatar lain adalah mendata keluarga yang
memiliki anak dan remaja,memberikan penyuluhan kepada keluarga anak dan remaja
yang ada di desa untuk ikut aktif menjadi anggota BKR, menyusun jadwal
kegiatan,menyelenggarakan pertemuan berkala dengan orang tua.
Anak remaja dan orang tua menjadi fasilitator dalam peraturan kunjungan rumah apabila diperlukan, merujuk kepada konselor keluarga sejahtera pusat informasi dan pelayanan keluarga serta pencatatan dan pelaporan.
Anak remaja dan orang tua menjadi fasilitator dalam peraturan kunjungan rumah apabila diperlukan, merujuk kepada konselor keluarga sejahtera pusat informasi dan pelayanan keluarga serta pencatatan dan pelaporan.
E. Kegiatan BKR
Untuk meningkatkan ketahanan
keluarga khususnya remaja maka telah dilakukan beberapa kegiatan, seperti :
1. Pendataan
Keluarga
Langkah awal yang dilakukan adalah
pendataan keluarga sasaran yaitu keluarga yang memiliki remaja umur 10-24
tahun.Jumlah keluarga yang terdaftar sebanyak 76 keluarga yang memiliki remaja.
2. Pelatihan
Kader
Pelatihan kader BKR dilakukan oleh
BPPKB Kabupaten/Kota.
3. Pertemuan
Rutin
Pertemuan rutin dilakukan setiap
minggu atau 4 kali dalam sebulan.Dalam pertemuan tersebut dibahas perkembangan
kasus-kasus remaja yang sudah ditangani sesuai kesepakatn permasalahan minggu
yang lalu.
Selaian melakukan kegiatan rutin juga dilakukan kegiatan ekonomi produkstif bagi ibu-ibu remaja, seperti pembuatan jajanan pasar dan lain-lain.
Selaian melakukan kegiatan rutin juga dilakukan kegiatan ekonomi produkstif bagi ibu-ibu remaja, seperti pembuatan jajanan pasar dan lain-lain.
4. Penyuluhan
Kelompok
Penyuluhan kelompok dilakukan
kepada keluarga yang memiliki remaja secara berkala minimal 1kali dalam 1
bulan. Penyuluhan kelompok diberikan sesuai dengan kondisi saat itu dan materi
yang up to date (mutakhir) tetapi secari materi pokok tetap diberikan antara
lain :
a. Peran Orang Tua Dalam Pembinaan Anak Remaja
b. Tumbung Kembang Remaja
c. Penanaman nilai-nilai moral kepada Remaja
d. Kesehatan Reproduksi Anak Remaja
e. Narkoba dan Minuman Keras
f. HIV/AIDS
g. Pemenuhan gizi remaja
h. Keterampilan/kecakapan hidup anak remaja.
5. Pembinaan
Keluarga Remaja/Kunjungan Rumah.
Pembinaan keluarga remaja
dilakukan terutama kepada keluarga yang dalam 2 bulan tidak hadir pada kegiatan
BKR. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada terhadap
remaja di keluarga tersebut. Kunjungan rumah dilakukan oleh kader pembina,
dimana satu (1) orang kader bertanggung jawab terhadap 4-6 keluarga
sasaran. Dengan pembinaan ke rumah sasaran diharapkan dapat membantu sasaran
mengatasi permasalahannya menyangkut anak dan remaja.
Adapun pembinaan dilakukan oleh :
a. Pokjanal
gerakan pembangunan keluarga sejahtera, pokjanis Bina Keluarga Remaja
b. PLKB/PKB,
Sub PPKBD
c. Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD/LPM).
6. Pusat
Informasi dan Konseling (PIK) Remaja
BKR yang memiliki kegiatan
terintegrasi dengan PIK R yang ada, dan telah memilki konselor sebaya yang
aktif melakukan penyuluhan dan konseling terhadap remaja yang ada. Selain
sebagai pusat informasi dan konseling kesehatan, PIK-R juga memiliki kegiatan
lain dalam bidang olahraga, seni budaya dan keagamaan.
BAB III
PENUTUP
Bina keluarga Remaja (BKR) merupakan program
strategis dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
dalam lingkungan masyarakat. Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan upaya
meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan orang tua dan anggota keluarga
lain dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja secara seimbang melalui
komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja baik secara fisik,
intelektual, kesehatan reproduksi, mental emosional, sosial dan moral
spiritual. Bina keluarga remaja adalah merupakan suatu wadah yang berupaya
untuk mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai pengetahuan orang tua dalam
mendidik anak remaja yang benar. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari suami istri, suami, istri anak, atau ayah dan anak dan atau
ibu anak, sedangkan keluarga anak dan remaja adalah keluarga yang memiliki anak
usia sekolah ( 6-13 tahun dan atau remaja ( usia 14-21 tahun).
Bina
Keluarga remaja adalah kegiatan yang dilakukan oleh keluarga dalam bentuk
kelompok-kelompok kegiatan,dimana orang tua mendapatkan informasi / pengetahuan
tentang bagaimana meningkatkan bimbingan dan membina tumbuh kembang anak remaja.
Tujuan BKR Tujuan BKR adalah meningkatkan pengetahuan anggota keluarga terhadap
kelangsungan perkembangan anak remaja,diantaranya yaitu tentang pentingnya
hubungan yang setara dan harmonis pada satu keluarga dalam rangka pembinaan
kepribadian anak dan remaja. Menumbuhnya rasa cinta dan kasih sayang antara
orang tua dengan anak dan remajanya,atau sebaliknya dalam memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi oleh masing-masing pihak sehingga timbul rasa hormat dan
saling menghargai satu sama lain. Terlaksananya diteksi dini terhadap setiap
gejala yang memungkinkan timbulnya kesenjangan hubungan antara orang tua dan
anak remaja di dalam kehidupan rumah tangga. Serta terciptanya sarana hubungan
yang sesuai dan harmonis yang didukung sikap dan prilaku yang rasional dalam
bertanggung jawab terhadap pembinaan proses tumbuh kembang anak dan remaja.
Sasaran
BKR Sasaran BKR adalah setiap keluarga yang memiliki anak usia sekolah dasar
dan sekolah menengah atau setara dalam keluarga. Sedangkan sasaran tidak
langsung yaitu : Guru, Pemuka agama, Pemuka adat, Pimpinan organisasi
profesi/organisasi sosial kemasyarakatan, Pemuda/wanita, Para ahli dan lembaga
bidang ilmu yang terkait, Serta institusi/lembaga pemerintahan dan non
pemerintahan, Seperti organisasi wanita, Sekolah dan LSM.
Kelompok
BKR dikelola oleh pengurus kelompok minimal 4 orang kader,yang terdiri dari
seorang ketua dan tiga anggota atau disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun
materi-materi yang disampaikan pada kegiatan penyuluhan kelompok adalah tentang
gerakan pembangunan keluarga sejahtera,konsep dasar bkr,pemantauan 8 fungsi
keluarga,tumbuh kembang anak dan remaja,reproduksi sehat,pembinaan anak dan
remaja serta pengelolaan program BKR.
Hal-hal
yang diperlukan dalam penyuluhan :
a. Menciptakan
suasana akrab,agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah diterima sasaran.
b. Memiliki
waktu yang tepat/dengan kondisi situasi.
c. Menggunakan
bahasa yang sederhana dan mudah diterima oleh sasaran.
d. Isi
pesan yang disampaikan tidak bertentangan dan tidak menyimpang dari norma adat
istiadat kelompok.
e. Mampu
membantu memecahkan masalah yang dihadapi.
Komentar
Posting Komentar